Kerajaan Mataram Bercerai: Konflik Dalam dan Perpecahan Tak Terhindarkan

Kerajaan Mataram Bercerai: Konflik Dalam dan Perpecahan Tak Terhindarkan

Kerajaan Mataram Bercerai: Konflik Dalam dan Perpecahan Tak Terhindarkan

Mata Pelajaran Sejarah: Kerajaan Mataram Pecah Menjadi Dua

Kerajaan Mataram berdiri sejak abad ke-16 dan mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung. Namun, setelah Sultan Agung wafat, kerajaan ini mengalami kemunduran dan akhirnya pecah menjadi dua.

Kerajaan Mataram Pecah Menjadi Dua

Kerajaan Mataram pecah menjadi dua setelah wafatnya Sultan Agung pada tahun 1645. Putra-putranya, Amangkurat I dan Raden Mas Rahmat, bersaing memperebutkan takhta. Amangkurat I akhirnya berhasil memenangkan perebutan takhta dan menjadi raja Mataram.

Radin Mas Rahmat tidak terima dengan kekalahan ini dan melarikan diri ke Ponorogo. Ia kemudian mendirikan kerajaan baru yang diberi nama Kesultanan Surakarta. Sementara itu, Amangkurat I tetap memerintah di Kesultanan Mataram.

Dampak dari Kerajaan Mataram yang Pecah Menjadi Dua

Perpecahan Kerajaan Mataram menjadi dua ini berdampak besar bagi kerajaan tersebut. Kerajaan Mataram yang sebelumnya kuat dan berwibawa, menjadi lemah dan terpecah belah. Akibatnya, kerajaan ini mudah diserang oleh musuh-musuhnya.

Runtuhnya Kerajaan Mataram

Pada akhir abad ke-18, Kerajaan Mataram runtuh akibat serangan dari Belanda. Belanda berhasil menaklukkan Kesultanan Mataram dan Kesultanan Surakarta. Kedua kerajaan ini kemudian menjadi bagian dari wilayah jajahan Hindia Belanda.

Catatan Penting

  • Kerajaan Mataram pecah menjadi dua setelah wafatnya Sultan Agung pada tahun 1645.
  • Putra-putranya, Amangkurat I dan Raden Mas Rahmat, bersaing memperebutkan takhta.
  • Amangkurat I berhasil memenangkan perebutan takhta dan menjadi raja Mataram.
  • Radin Mas Rahmat melarikan diri ke Ponorogo dan mendirikan kerajaan baru bernama Kesultanan Surakarta.
  • Perpecahan Kerajaan Mataram menjadi dua ini berdampak besar bagi kerajaan tersebut.
  • Kerajaan Mataram yang sebelumnya kuat dan berwibawa, menjadi lemah dan terpecah belah.
  • Akibatnya, kerajaan ini mudah diserang oleh musuh-musuhnya.
  • Pada akhir abad ke-18, Kerajaan Mataram runtuh akibat serangan dari Belanda.
  • Belanda berhasil menaklukkan Kesultanan Mataram dan Kesultanan Surakarta.
  • Kedua kerajaan ini kemudian menjadi bagian dari wilayah jajahan Hindia Belanda.

Kerajaan Mataram Pecah Menjadi Dua

Sejarah Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berdiri pada abad ke-16. Kerajaan ini didirikan oleh Panembahan Senopati pada tahun 1586. Kerajaan Mataram beribu kota di Kotagede, Yogyakarta, dan kemudian dipindahkan ke Surakarta.

Kerajaan Mataram mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Mataram berhasil menaklukkan banyak kerajaan lain di Jawa dan menjadi kerajaan terbesar di Nusantara.

Perpecahan Kerajaan Mataram

Pada tahun 1755, Kerajaan Mataram mengalami perpecahan menjadi dua, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Perpecahan ini terjadi karena adanya perebutan kekuasaan antara dua putra Sultan Amangkurat IV, yaitu Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa.

Perebutan kekuasaan ini berawal dari kematian Sultan Amangkurat IV pada tahun 1755. Kedua putra Sultan Amangkurat IV, Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa, sama-sama mengklaim sebagai pewaris takhta Kerajaan Mataram.

Pangeran Mangkubumi didukung oleh sebagian besar rakyat dan bangsawan Mataram, sedangkan Pangeran Sambernyawa didukung oleh pasukan Belanda.

Perang Saudara

Perebutan kekuasaan antara kedua pangeran ini mengakibatkan terjadinya perang saudara. Perang saudara ini berlangsung selama bertahun-tahun dan memakan banyak korban jiwa.

Pada akhirnya, Pangeran Mangkubumi berhasil mengalahkan Pangeran Sambernyawa. Namun, kemenangan Pangeran Mangkubumi tidak serta-merta mengakhiri perang saudara.

Pasukan Belanda yang mendukung Pangeran Sambernyawa terus melakukan perlawanan terhadap Pangeran Mangkubumi.

Perjanjian Giyanti

Pada tahun 1755, Pangeran Mangkubumi dan Belanda menandatangani Perjanjian Giyanti. Perjanjian ini mengakhiri perang saudara dan membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat beribu kota di Yogyakarta dan dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono I. Sedangkan Kasunanan Surakarta Hadiningrat beribu kota di Surakarta dan dipimpin oleh Susuhunan Pakubuwono III.

Dampak Perpecahan Kerajaan Mataram

Perpecahan Kerajaan Mataram menjadi dua memiliki dampak yang besar terhadap sejarah Nusantara.

Perpecahan ini melemahkan kekuatan Kerajaan Mataram dan membuatnya lebih mudah ditaklukkan oleh Belanda.

Selain itu, perpecahan ini juga menyebabkan terjadinya perang saudara yang memakan banyak korban jiwa.

Perkembangan Kerajaan Mataram Setelah Perpecahan

Setelah perpecahan, kedua kerajaan, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, mengalami perkembangan yang berbeda. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berhasil mempertahankan kemerdekaannya dari Belanda dan menjadi salah satu kerajaan terkuat di Nusantara. Sedangkan Kasunanan Surakarta Hadiningrat dikuasai oleh Belanda dan menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda.

Pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono II, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat mengalami masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berhasil menguasai beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sedangkan Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengalami masa yang sulit pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwono II. Pada masa pemerintahannya, Kasunanan Surakarta Hadiningrat terlibat dalam perang saudara yang berkepanjangan.

Zaman Penjajahan Belanda

Pada tahun 1811, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat dikuasai oleh Inggris. Namun, pada tahun 1816, kedua kerajaan ini dikembalikan kepada Belanda.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kedua kerajaan ini mengalami tekanan dari Belanda. Belanda berusaha untuk mengontrol kedua kerajaan ini dan membatasi kekuasaan raja-raja Mataram.

Kemerdekaan Indonesia

Pada tahun 1945, Indonesia merdeka dari Belanda. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadi bagian dari Republik Indonesia. Kedua kerajaan ini kemudian menjadi provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.

Kronologi Kerajaan Mataram Pecah Menjadi Dua

  1. Tahun 1586: Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan Mataram.
  2. Tahun 1613: Sultan Agung Hanyokrokusumo naik takhta sebagai raja Kerajaan Mataram.
  3. Tahun 1645: Sultan Agung Hanyokrokusumo mangkat.
  4. Tahun 1749: Sultan Amangkurat IV naik tahta sebagai raja Kerajaan Mataram.
  5. Tahun 1755: Sultan Amangkurat IV mangkat.
  6. Tahun 1755: Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa memperebutkan takhta Kerajaan Mataram.
  7. Tahun 1755: Terjadi perang saudara antara Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa.
  8. Tahun 1755: Pangeran Mangkubumi dan Belanda menandatangani Perjanjian Giyanti.
  9. Tahun 1755: Kerajaan Mataram pecah menjadi dua, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
  10. Tahun 1811: Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat dikuasai oleh Inggris.
  11. Tahun 1816: Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat dikembalikan kepada Belanda.
  12. Tahun 1945: Indonesia merdeka dari Belanda.
  13. Tahun 1945: Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadi bagian dari Republik Indonesia.

Tokoh-Tokoh Kerajaan Mataram

  1. Panembahan Senopati
  2. Sultan Agung Hanyokrokusumo
  3. Sultan Amangkurat IV
  4. Pangeran Mangkubumi
  5. Pangeran Sambernyawa
  6. Sultan Hamengkubuwono I
  7. Susuhunan Pakubuwono III
  8. Sultan Hamengkubuwono II
  9. Susuhunan Pakubuwono II

Situs Kerajaan Mataram

  1. Candi Prambanan
  2. Candi Borobudur
  3. Candi Ratu Boko
  4. Imogiri
  5. Kasunanan Surakarta Hadiningrat
  6. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

Legenda Kerajaan Mataram

  1. Legenda Roro Jonggrang
  2. Legenda Bandung Bondowoso
  3. Legenda Panembahan Senopati
  4. Legenda Sultan Agung Hanyokrokusumo

Pengaruh Kerajaan Mataram

  1. Kerajaan Mataram memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kebudayaan Jawa.
  2. Kerajaan Mataram juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan politik di Nusantara.
  3. Kerajaan Mataram berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Jawa dan menjadikannya sebagai kerajaan terbesar di Nusantara.

Kesimpulan

Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berdiri pada abad ke-16. Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Namun, pada tahun 1755, Kerajaan Mataram mengalami perpecahan menjadi dua, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Perpecahan ini terjadi karena adanya perebutan kekuasaan antara dua putra Sultan Amangkurat IV, yaitu Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa.

.