Gelar Kebesaran Kerajaan Mataram Surakarta: Simbol Kekuasaan dan Kedaulatan

Gelar Kebesaran Kerajaan Mataram Surakarta: Simbol Kekuasaan dan Kedaulatan

Gelar Kebesaran Kerajaan Mataram Surakarta: Simbol Kekuasaan dan Kedaulatan

Kerajaan Mataram Surakarta memiliki gelar yang unik dan penuh sejarah. Gelar-gelar tersebut mencerminkan kekuasaan, wibawa, dan kejayaan kerajaan yang pernah berkuasa di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Gelar-gelar kerajaan Mataram Surakarta biasanya berawalan dengan “Sri Susuhunan” atau “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan”. Gelar ini diberikan kepada raja-raja Mataram Surakarta yang memerintah sejak berdirinya kerajaan pada tahun 1755 hingga berakhirnya pada tahun 1945. Selain gelar tersebut, raja-raja Mataram Surakarta juga memiliki gelar tambahan, seperti “Panembahan Agung”, “Sultan Hamengkubuwono”, dan “Sri Paku Alam”.

Gelar-gelar kerajaan Mataram Surakarta tersebut memiliki makna dan sejarah yang panjang. Gelar “Sri Susuhunan” berarti “Yang Mulia Raja”, sedangkan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan” berarti “Yang Mulia Raja yang Agung dan Berkuasa”. Gelar “Panembahan Agung” berarti “Raja yang Agung”, sedangkan gelar “Sultan Hamengkubuwono” berarti “Raja yang Berkuasa atas Bumi”. Gelar “Sri Paku Alam” berarti “Raja yang Berkuasa atas Alam”.

Gelar-gelar kerajaan Mataram Surakarta tersebut saat ini masih digunakan oleh para pewaris tahta kerajaan. Meskipun kerajaan Mataram Surakarta sudah tidak berkuasa, namun gelar-gelar tersebut tetap menjadi simbol kebesaran dan kejayaan kerajaan yang pernah berjaya di tanah Jawa.

Kerajaan Mataram Surakarta: Sejarah, Budaya, dan Kehidupan Sosial

Pendahuluan

Kerajaan Mataram Surakarta merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia yang berdiri pada abad ke-18. Kerajaan ini didirikan oleh Pakubuwono II, putra dari Hamengkubuwono I, raja Kasultanan Yogyakarta. Kerajaan Mataram Surakarta berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah.

Sejarah Kerajaan Mataram Surakarta

Kerajaan Mataram Surakarta berdiri pada tahun 1745, menyusul Perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yakni Kasultanan Yogyakarta dan Kerajaan Mataram Surakarta. Pakubuwono II menjadi raja Mataram Surakarta yang dikenal sebagai Sri Susuhunan Pakubuwono.

Pusat Pemerintahan

Pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Surakarta terletak di Surakarta, Jawa Tengah. Kompleks istana kerajaan ini dikenal sebagai Keraton Surakarta Hadiningrat. Keraton Surakarta merupakan salah satu bangunan bersejarah yang masih berdiri hingga saat ini.

https://tse1.mm.bing.net/th?q=keraton surakartahadiningrat

Raja-Raja Mataram Surakarta

Kerajaan Mataram Surakarta dipengaruhi oleh beberapa raja yang berkuasa. Berikut adalah raja-raja Mataram Surakarta:

  1. Pakubuwono II (1745-1749)
  2. Pakubuwono III (1749-1788)
  3. Pakubuwono IV (1788-1820)
  4. Pakubuwono V (1820-1823)
  5. Pakubuwono VI (1823-1830)
  6. Pakubuwono VII (1830-1858)
  7. Pakubuwono VIII (1858-1861)
  8. Pakubuwono IX (1861-1893)
  9. Pakubuwono X (1893-1939)
  10. Pakubuwono XI (1939-1945)

Struktur Pemerintahan

Struktur pemerintahan Mataram Surakarta bersumber pada kearifan budaya Jawa. Alatnya memanfaatkan panitikismo, busanano, dan sipatah panduk. Di mana ada panitikismo di dalamnya sudah sarat pula busanano dan sipatah panduk.

https://tse1.mm.bing.net/th?q=keraton surakartahadiningrat

Perpecahan Kerajaan Mataram Surakarta

Kerajaan Mataram Surakarta mengalami perpecahan pada masa pemerintahan Pakubuwono II. Perpecahan ini disebabkan oleh perbedaan pendapat tentang siapa yang berhak menjadi raja. Sebagian besar bangsawan mendukung Pakubuwono II, sedangkan sebagian lagi mendukung Pangeran Sambernyawa.

Penyatuan Kembali Kerajaan Mataram Surakarta

Perpecahan Kerajaan Mataram Surakarta berakhir pada tahun 1755, menyusul campur tanga dari kolonial Belanda. Belanda memediasi perundingan yang melahirkan Perjanjian Salatiga pada tahun yang sama.

Kerajaan Mataram Surakarta di Bawah Kolonial Belanda

Setelah penyatuan Kerajaan Mataram Surakarta, kerajaan ini masih mendapat banyak tekanan dari kolonial Belanda. Belanda ikut campur dalam urusan internal kerajaan, dan berusaha mengendalikan perdagangan dan pemerintahan.

Kerajaan Mataram Surakarta pada Masa Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Kerajaan Mataram Surakarta menjadi salah satu kerajaan yang mendukung Republik Indonesia. Raja Mataram Surakarta saat itu, Pakubuwono XII, menyerahkan kedaulatan kerajaan kepada Republik Indonesia.

Budaya Kerajaan Mataram Surakarta

Kerajaan Mataram Surakarta memiliki kebudayaan Jawa yang kaya dan beragam. Kerajaan ini memiliki tradisi kesenian, seperti tari, musik, dan wayang. Kerajaan Mataram Surakarta juga memiliki tradisi kuliner yang khas.

Kehidupan Sosial di Kerajaan Mataram Surakarta

Kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Surakarta terstruktur berdasarkan kasta. Kasta tertinggi adalah raja dan keluarganya, diikuti oleh bangsawan, dan rakyat biasa. Kasta terendah adalah budak.

Simbol-Simbol Kerajaan Mataram Surakarta

Kerajaan Mataram Surakarta memiliki beberapa simbol, seperti keris, tombak, dan gamelan. Simbol-simbol ini memiliki makna tertentu yang berkaitan dengan kerajaan.

Kerajaan Mataram Surakarta Saat ini

Kerajaan Mataram Surakarta masih berdiri hingga saat ini. Raja Mataram Surakarta saat ini adalah Pakubuwono XII. Kerajaan Mataram Surakarta masih memiliki pengaruh dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Kesimpulan

Kerajaan Mataram Surakarta merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia yang berdiri pada abad ke-18. Kerajaan ini memiliki sejarah yang kaya dan budaya yang beragam. Kerajaan Mataram Surakarta masih berdiri hingga saat ini dan masih berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Jawa.

FAQ

  1. Siapa raja Kerajaan Mataram Surakarta yang memerintah pada saat perpecahan kerajaan?
    Jawaban: Pakubuwono II

  2. Apa penyebab perpecahan Kerajaan Mataram Surakarta?
    Jawaban: Perbedaan pendapat tentang siapa yang berhak menjadi raja.

  3. Kapan Kerajaan Mataram Surakarta bersatu?
    Jawaban: Tahun 1755

  4. Siapa raja Kerajaan Mataram Surakarta saat ini?
    Jawaban: Pakubuwono XII

  5. Apa kebudayaan khas Kerajaan Mataram Surakarta?
    Jawaban: Tari, musik, dan wayang.

.