Keagungan Sriwijaya: Kekaisaran Maritim Asia Tenggara di Abad ke-7

Keagungan Sriwijaya: Kekaisaran Maritim Asia Tenggara di Abad ke-7

Keagungan Sriwijaya: Kekaisaran Maritim Asia Tenggara di Abad ke-7

Kerajaan Sriwijaya Abad ke-7: Jejak Kejayaan Maritim Nusantara

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terkuat di Nusantara pada abad ke-7. Kerajaan ini berhasil menguasai jalur perdagangan laut dan menjadi pusat perdagangan internasional. Kejayaannya meninggalkan jejak sejarah yang hingga kini masih dapat ditelusuri.

Kerajaan Sriwijaya mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Namun, pada abad ke-7, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Sriwijaya juga berhasil menaklukkan beberapa kerajaan kecil di sekitarnya.

Tujuan utama kerajaan ini adalah untuk menguasai jalur perdagangan laut dan menjadi pusat perdagangan internasional. Kerajaan ini juga berperan sebagai pelindung para pedagang dan pelaut yang berlayar di perairan Nusantara. Dengan menguasai jalur perdagangan laut, Sriwijaya bisa mendapatkan keuntungan ekonomi yang besar.

Kerajaan Sriwijaya abad ke-7 merupakan salah satu kerajaan maritim terkuat di Nusantara. Kerajaan ini berhasil menguasai jalur perdagangan laut dan menjadi pusat perdagangan internasional. Kejayaannya meninggalkan jejak sejarah yang hingga kini masih dapat ditelusuri.

Kerajaan Sriwijaya Abad ke-7: Sebuah Kekaisaran Maritim yang Berjaya

centerimgsrchttpstse1mmbingnetthqkerajaansriwijayaabadke7width300pxcenter”>

Di antara lembah-lembah hijau dan hamparan laut biru, berdirilah sebuah kerajaan maritim yang gemilang pada abad ke-7. Kerajaan Sriwijaya, dengan pusat kekuasaannya di Palembang, Sumatra Selatan, mengukir sejarah sebagai salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara.

Asal-Usul Kerajaan Sriwijaya

Jejak-jejak awal Kerajaan Sriwijaya dapat ditelusuri kembali ke abad ke-7. Pada masa itu, wilayah sekitar Palembang menjadi pusat perdagangan yang ramai. Para pedagang dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke Sriwijaya untuk bertukar barang dan mencari keuntungan.

Prasasti Kedukan Bukit, yang ditemukan di Palembang, menjadi saksi bisu kejayaan Sriwijaya. Prasasti ini bertuliskan tentang pendirian Kerajaan Sriwijaya oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada tahun 683 Masehi.

Ekspansi Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya tumbuh pesat menjadi kerajaan maritim yang kuat. Dengan armada laut yang tangguh, Sriwijaya berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Semenanjung Malaya.

Pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dagang dari seluruh dunia. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan internasional yang penting, menghubungkan Asia Tenggara dengan India, Tiongkok, dan Arab.

Kejayaan Sriwijaya

Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai wilayah yang sangat luas. Kerajaan ini menjadi salah satu kekuatan maritim terbesar di Asia Tenggara. Sriwijaya juga menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan yang penting.

Candi Muara Takus di Riau menjadi salah satu bukti kejayaan Sriwijaya. Candi ini dibangun pada abad ke-7 dan menjadi pusat keagamaan bagi umat Buddha di Sriwijaya.

Pengaruh Agama Buddha

Agama Buddha menjadi agama utama di Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Nusantara. Para pendeta Buddha dari Sriwijaya banyak yang menyebarkan ajaran Buddha ke berbagai daerah di Nusantara.

Nalendra Dharmaraja, seorang raja Sriwijaya pada abad ke-9, terkenal sebagai penganut Buddha yang taat. Ia membangun banyak vihara dan candi Buddha di Sriwijaya.

Hubungan Internasional

Sriwijaya menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Kerajaan ini juga menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok dan India.

Raja Adipati Uttama, seorang raja Sriwijaya pada abad ke-10, mengirim utusan ke Tiongkok untuk menjalin hubungan diplomatik.

Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Pada akhir abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran. Kerajaan ini diserang oleh kerajaan-kerajaan lain, seperti Kerajaan Chola dari India dan Kerajaan Kediri dari Jawa.

Pada abad ke-13, Kerajaan Sriwijaya akhirnya runtuh. Kerajaan ini digantikan oleh Kerajaan Majapahit dari Jawa.

Warisan Kerajaan Sriwijaya

Meski telah runtuh, Kerajaan Sriwijaya meninggalkan warisan yang besar bagi Nusantara. Kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara dan pusat penyebaran agama Buddha di Nusantara.

Candi Borobudur di Jawa Tengah menjadi salah satu warisan Kerajaan Sriwijaya. Candi ini dibangun pada abad ke-8 dan menjadi salah satu candi Buddha terbesar di dunia.

Kesimpulan

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang jaya pada abad ke-7. Kerajaan ini menguasai wilayah yang luas dan menjadi pusat perdagangan internasional. Sriwijaya juga menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Nusantara. Meski telah runtuh, Kerajaan Sriwijaya meninggalkan warisan yang besar bagi Nusantara.

FAQ

  1. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?
    Kerajaan Sriwijaya runtuh karena diserang oleh kerajaan-kerajaan lain, seperti Kerajaan Chola dari India dan Kerajaan Kediri dari Jawa.
  2. Apa warisan Kerajaan Sriwijaya bagi Nusantara?
    Kerajaan Sriwijaya meninggalkan warisan yang besar bagi Nusantara, seperti Candi Borobudur dan Candi Muara Takus. Kerajaan ini juga menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Nusantara.
  3. Siapa raja pertama Kerajaan Sriwijaya?
    Raja pertama Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Ia mendirikan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 683 Masehi.
  4. Apa agama yang dianut oleh Kerajaan Sriwijaya?
    Agama yang dianut oleh Kerajaan Sriwijaya adalah agama Buddha. Kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Nusantara.
  5. Apa pusat Kerajaan Sriwijaya?
    Pusat Kerajaan Sriwijaya terletak di Palembang, Sumatra Selatan.

Video Kerajaan Maritim Bercorak Budha Di Tepian Sungai Musi – Kerajaan Sriwijaya (Abad 7 M)