Kisah Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno yang Memukau

Kisah Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno yang Memukau

Kisah Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno yang Memukau

Kerajaan Mataram Lama Pindah ke mana?

Kerajaan Mataram Lama merupakan salah satu kerajaan besar di Jawa yang berdiri pada abad ke-16. Kerajaan ini didirikan oleh Panembahan Senopati dan berakhir pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Selama masa pemerintahannya, Sultan Agung memindahkan pusat kerajaan dari Kota Gede ke Kerto. Keputusan pemindahan pusat kerajaan tersebut didasari oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:

  • Ancaman dari Kesultanan Banten dan VOC: Kesultanan Banten dan VOC merupakan dua kekuatan besar yang menjadi ancaman bagi Kerajaan Mataram Lama. Kesultanan Banten berada di sebelah barat, sedangkan VOC berada di sebelah utara. Untuk memperkuat pertahanan kerajaan, Sultan Agung memindahkan pusat kerajaan ke Kerto yang lebih terlindungi secara geografis.
  • Keinginan untuk membangun ibu kota baru: Sultan Agung memiliki keinginan untuk membangun ibu kota baru yang lebih megah dan modern. Kerto dipilih sebagai lokasi ibu kota baru karena lokasinya yang strategis dan dekat dengan sumber daya alam.
  • Perlunya perluasan wilayah: Kerajaan Mataram Lama ingin memperluas wilayah kekuasaannya ke arah timur. Dengan memindahkan pusat kerajaan ke Kerto, Sultan Agung dapat lebih mudah mengendalikan wilayah timur Jawa.

Pemindahan pusat kerajaan dari Kota Gede ke Kerto merupakan keputusan yang tepat. Kerajaan Mataram Lama menjadi lebih kuat dan mampu menguasai wilayah yang lebih luas. Kerajaan Mataram Lama juga menjadi salah satu kerajaan terbesar di Jawa pada masa itu.

Kerajaan Mataram Lama Dipindahkan Ke: Kisah Ambisi dan Tragedi

Kerajaan Mataram Lama, sebuah kerajaan besar dan berjaya di Jawa Tengah, mengalami perpindahan ibu kota yang dramatis pada abad ke-17. Perpindahan ini diwarnai oleh ambisi, tragedi, dan perubahan besar dalam struktur politik dan budaya kerajaan.

Latar Belakang Perpindahan

Kerajaan Mataram Lama, yang didirikan oleh Panembahan Senopati pada tahun 1586, awalnya beribu kota di Kotagede. Namun, pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645), kerajaan ini mengalami perluasan wilayah yang pesat. Sultan Agung berambisi untuk menaklukkan seluruh Jawa dan bahkan ingin menguasai Malaka.

Alasan Perpindahan

Untuk mendukung ambisinya, Sultan Agung memutuskan untuk memindahkan ibu kota kerajaan ke lokasi yang lebih strategis. Lokasi yang dipilih adalah Plered, yang terletak di sebelah barat Kotagede. Plered dianggap lebih aman dari serangan musuh dan juga lebih dekat dengan wilayah-wilayah yang ingin ditaklukkan oleh Sultan Agung.

Proses Perpindahan

perpindahan ibu kota kerajaan dari Kotagede ke Plered tidak berjalan dengan mudah. Proses ini memakan waktu cukup lama dan diwarnai dengan berbagai kesulitan. Sultan Agung harus mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya kerajaan untuk membangun ibu kota baru di Plered.

https://tse1.mm.bing.net/th?q=keraton+karanganyar

Tragedi Plered

Pada tahun 1631, setelah pembangunan ibu kota baru di Plered selesai, Sultan Agung resmi memindahkan kerajaan Mataram Lama ke lokasi tersebut. Namun, hanya beberapa tahun kemudian, Plered dilanda tragedi besar. Pada tahun 1645, istana kerajaan di Plered terbakar hebat dan Sultan Agung meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

Kembali ke Kotagede

Setelah tragedi Plered, Kerajaan Mataram Lama sempat mengalami kekacauan. Putra Sultan Agung, Amangkurat I, terpaksa memindahkan kembali ibu kota kerajaan ke Kotagege. Perpindahan ini menandai berakhirnya era kejayaan Kerajaan Mataram Lama.

Dampak Perpindahan

Perpindahan ibu kota Kerajaan Mataram Lama dari Kotagede ke Plered dan kemudian kembali ke Kotagede memiliki dampak yang besar terhadap kerajaan ini. Perpindahan tersebut menyebabkan perubahan dalam struktur politik dan budaya kerajaan. Kerajaan Mataram Lama menjadi semakin terpecah belah dan mengalami kemunduran dalam berbagai bidang.

Kesimpulan

Perpindahan ibu kota Kerajaan Mataram Lama dari Kotagede ke Plered dan kemudian kembali ke Kotagede merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Jawa. Perpindahan ini diwarnai oleh ambisi, tragedi, dan perubahan besar dalam struktur politik dan budaya kerajaan. Peristiwa ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Mataram Lama dan berakhirnya era kejayaannya.

FAQ

  1. Apa alasan Sultan Agung memindahkan ibu kota kerajaan dari Kotagede ke Plered?

Sultan Agung memindahkan ibu kota kerajaan dari Kotagede ke Plered karena beberapa alasan. Pertama, ia ingin ibu kota kerajaan berada di lokasi yang lebih strategis untuk mendukung ambisinya menaklukkan seluruh Jawa dan Malaka. Kedua, ia ingin ibu kota kerajaan berada di lokasi yang lebih aman dari serangan musuh.

  1. Bagaimana proses pemindahan ibu kota kerajaan dari Kotagede ke Plered?

Proses pemindahan ibu kota kerajaan dari Kotagede ke Plered tidak berjalan dengan mudah. Sultan Agung harus mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya kerajaan untuk membangun ibu kota baru di Plered. Proses pemindahan ini memakan waktu cukup lama dan diwarnai dengan berbagai kesulitan.

  1. Apa yang terjadi setelah Sultan Agung memindahkan ibu kota kerajaan ke Plered?

Setelah Sultan Agung memindahkan ibu kota kerajaan ke Plered, kerajaan Mataram Lama mengalami masa kejayaan. Sultan Agung berhasil menaklukkan sebagian besar Jawa dan bahkan berhasil menguasai Malaka. Namun, pada tahun 1645, istana kerajaan di Plered terbakar hebat dan Sultan Agung meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

  1. Apa yang terjadi setelah Sultan Agung meninggal dunia?

Setelah Sultan Agung meninggal dunia, Kerajaan Mataram Lama mengalami kekacauan. Putra Sultan Agung, Amangkurat I, terpaksa memindahkan kembali ibu kota kerajaan ke Kotagege. Perpindahan ini menandai berakhirnya era kejayaan Kerajaan Mataram Lama.

  1. Apa dampak perpindahan ibu kota Kerajaan Mataram Lama dari Kotagede ke Plered dan kemudian kembali ke Kotagede?

Perpindahan ibu kota Kerajaan Mataram Lama dari Kotagede ke Plered dan kemudian kembali ke Kotagede memiliki dampak yang besar terhadap kerajaan ini. Perpindahan tersebut menyebabkan perubahan dalam struktur politik dan budaya kerajaan. Kerajaan Mataram Lama menjadi semakin terpecah belah dan mengalami kemunduran dalam berbagai bidang.

.