Sebuah studi observasional baru telah menemukan hubungan antara penggunaan rokok elektronik (vaping) dan potensi peningkatan risiko patah tulang, meningkatkan kekhawatiran akan kesehatan tulang. Kaitannya ditemukan bahkan pada pengguna muda, menurut para peneliti di balik penelitian tersebut, yang juga menemukan bahwa merokok dan vaping digabungkan secara substansial dapat meningkatkan risiko patah tulang.
DedMityay/Shutterstock
Daftar Isi
Rincian studi
Studi baru ini diterbitkan di Elsevier’s
Jurnal Kedokteran Amerika Terbuka ; itu merinci hasil studi observasional yang menarik data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES).
Penelitian ini melibatkan informasi pada lebih dari 5.500 orang dewasa di AS, 81,2 persen di antaranya melaporkan tidak pernah menggunakan rokok elektronik. Sisanya 18,8 persen individu yang termasuk dalam kelompok sampel telah melaporkan vaping di beberapa titik, sementara 8 persen orang yang termasuk dalam sampel keseluruhan mengatakan mereka pernah mengalami patah tulang.
Menurut studi baru, fraktur kerapuhan mengacu pada patah pergelangan tangan, pinggul, atau tulang belakang yang dialami sebagai akibat dari trauma minimal, seperti jatuh dari ketinggian berdiri (atau kurang). NIH selanjutnya menyatakan bahwa patah tulang karena kerapuhan adalah tanda osteoporosis, penyakit yang melibatkan melemahnya tulang yang membuat mereka lebih rentan terhadap cedera.